Keputihan menjadi keadaan yang tak bisa dipisahkan dari hidup seorang wanita. Tak heran, kondisi yang dianggap sebagai gangguan kewanitaan tersebut diselimuti banyak mitos keliru tentangnya.

Sejatinya, keputihan adalah cairan menyerupai lendir yang keluar dari liang vagina. Kondisi ini tak melulu menjadi pertanda adanya gangguan kesehatan, karena juga dapat disebabkan oleh hal-hal yang tak berhubungan dengan penyakit. Adapun jenis dan karakteristik keputihan, yaitu :

● Keputihan fisiologis (normal)

Keputihan fisiologis terjadi secara alami, baik akibat gejolak hormon selama siklus haid, stres, kehamilan, alat kontrasepsi, dan aktivitas seksual. Keputihan jenis ini tergolong normal, karena tidak dilatarbelakangi oleh suatu penyakit.

Pada keputihan fisiologis, lendir yang keluar dari vagina umumnya berjumlah sedikit, berbentuk cair, berwarna bening hingga abu-abu, tidak berbau, dan tidak menyebabkan gatal atau nyeri.

● Keputihan patologis (abnormal)

Keputihan patologis terjadi akibat adanya infeksi kuman, tumor di saluran reproduksi, atau alergi. Keputihan jenis ini memiliki ciri lendir menggumpal, mengeluarkan bau tak sedap, berwarna merah atau hijau, menyebabkan gatal atau nyeri, dan jumlahnya cukup banyak.

Mitos keputihan, apa saja?

Berikut adalah empat di antara sekian mitos keputihan yang menyesatkan:

1. Keputihan pasti hilang dengan sendirinya

Keputihan fisiologis (normal) memang akan hilang dengan sendirinya. Dengan syarat, Anda menjaga kebersihan daerah kewanitaan dengan baik dan benar selama mengalami keputihan.

Jika Anda tak mampu menjaga kebesihan daerah kewanitaan dengan saksama, bukan tak mungkin keputihan tersebut akan terus berlangsung tanpa berhenti. Keadaan ini bisa terjadi akibat adanya infeksi bakteri, virus, atau jamur di daerah kewanitaan Anda.

2. Rebusan daun sirih efektif atasi keputihan

Pernah berpikir untuk mengatasi keputihan dengan rebusan daun sirih? Jika ya, sebaiknya pikir dua kali untuk melakukannya kembali.

Air rebusan daun sirih memang dapat membantu membersihkan sisa-sisa lendir keputihan yang menempel. Namun, jika terlalu sering menggunakan racikan herbal ini, tingkat keasaman (pH) di daerah kewanitaan Anda akan mengalami gangguan sehingga jamur, virus, atau bakteri lebih mudah menginfeksi dan menyebabkan keputihan patologis (abnormal).

3. Sabun khusus kewanitaan sangat baik untuk keputihan

Anggapan ini sungguh menyesatkan. Pasalnya, penggunaan sabun khusus kewanitaan dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik yang hidup di area kewanitaan Anda. Jika ini terjadi, bakteri jahat penyebab keputihan patologis (abnormal) akan lebih mudah menginfeksi dan menyebabkan masalah.

Parahnya lagi, penggunaan sabun khusus kewanitaan untuk mengatasi keputihan patologis (abnormal) tidak benar-benar memberikan solusi. Sabun tersebut justru dapat memperburuk keadaan, dan meningkatkan risiko kuman penyebab keputihan tidak normal untuk menginfeksi organ reproduksi yang ada di dalam perut Anda.

4. Antibiotik adalah solusi terbaik untuk keputihan

Penting diketahui, antibiotik adalah golongan obat yang hanya dapat membantu mengatasi penyakit akibat infeksi bakteri. Jadi, pada keputihan fisiologis (normal), obat-obatan ini tak dibutuhkan sama sekali.

Sementara itu, untuk keputihan patologis (abnormal) akibat infeksi bakteri, antibiotik memang dapat menjadi solusi. Namun, Anda tetap harus berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter sebelum memutuskan untuk membeli dan mengonsumsi antibiotik sendiri. Sebab, konsumsi antibiotik secara sembarangan dapat menyebabkan resistensi antibiotik dan masalah kesehatan yang lebih gawat lagi.

Setelah mengetahui fakta medis di balik mitos seputar keputihan, diharapkan Anda dapat lebih bijaksana dalam menyaring segala informasi. Jangan melulu ikut-ikutan, apalagi mengenai anggapan yang belum tentu benar adanya. Salam sehat!

1 komentar:

  1. Up untuk web ini sangat bagus dan membantu banget.

    ReplyDelete

 
I KNOW 92 © 2017. All Rights Reserved. Powered by Ilqi Ayudya Hidayat
Top