Bibir sumbing merupakan salah satu kelainan struktur anatomis bibir yang menyebabkan terbentuknya celah pada bibir. Kondisi ini terkadang juga diikuti oleh adanya celah pada langit-langit bibir, bahkan hingga ke rahang.

Bibir sumbing terjadi akibat kegagalan penutupan celah pada bibir dan/ atau langit-langit ketika janin masih berada di dalam kandungan. Kelainan ini terjadi pada 1 dari 1000 kelahiran bayi.

Penyebab bibir sumbing

Bibir sumbing terjadi selama masa pembentukan janin di dalam kandungan. Kelainan ini disebabkan oleh interaksi faktor genetik (keturunan) dan lingkungan.

Bibir sumbing bisa merupakan kelainan tunggal, namun juga dapat disertai dengan kelainan anatomis lain pada anak dengan sindrom genetik tertentu.

Selain faktor keturunan, ada beberapa hal lain yang diduga berperan pada terjadinya bibir sumbing, yaitu :
  • Stres psikologis yang dialami ibu selama kehamilan
  • Kebiasaan merokok atau minum alkohol saat hamil
  • Adanya diabetes selama kehamilan
  • Ibu hamil mengalami obesitas atau kelebihan berat badan
  • Penyebab lainnya.
Akibat bibir sumbing

Tidak hanya mengganggu penampilan dan menurunkan rasa percaya diri orang tua dan anak, bibir sumbing juga dapat mengganggu kemampuan menelan dan minum si Kecil yang mengalaminya. Jika dibiarkan, anak yang mengalami bibir sumbing lebih berisiko mengalami kekurangan gizi maupun gangguan dalam proses tumbuh kembang.

Di samping itu, anak yang mengalami kelainan bibir sumbing juga dapat mengalami gangguan berbicara dan lebih berisiko terkena infeksi telinga berulang di kemudian hari.

Mendeteksi bibir sumbing

Bibir sumbing dapat terdeteksi saat bayi lahir. Kelainan ini bisa secara jelas terlihat saat bayi berhasil keluar dari rahim sang ibu.

Di negara-negara maju, kelainan bibir sumbing sudah dapat dideteksi sejak bayi masih berada di dalam kandungan. Ini karena negara-negara maju biasanya sudah dilengkapi dengan peralatan ultrasonografi (USG) yang lebih canggih dan mumpuni.

Di sisi lain, pemeriksaan USG 2 dimensi biasa, deteksi kelainan bibir sumbing terkadang sulit dilakukan sejak dalam kandungan. Dengan menggunakan USG 2 dimensi biasa, ketepatan deteksi bibir pada usia kehamilan 20 minggu adalah 16% hingga 93%. Hal ini sangat tergantung pada spesifikasi alat USG yang digunakan, pengalaman, dan kemampuan dokter yang melakukan USG. Karena akurasinya yang sangat bervariasi, kelainan ini sering tidak terdeteksi selama janin masih berada di dalam kandungan.

Namun, seiring berjalannya waktu, deteksi kelainan bibir sumbing bisa menjadi lebih baik karena modalitas alat USG yang semakin berkembang. Dengan USG 2 dimensi yang lebih canggih, apalagi dengan pemeriksaan UGS 3 dimensi atau 4 dimensi, akurasi deteksi kelainan sumbing selama bayi masih dalam kandungan semakin baik, bahkan sebelum janin berusia 20 minggu.

Dengan deteksi dini kelainan bibir sumbing pada bayi, orang tua dan dokter dapat menyusun rencana dan persiapan untuk menghadapinya nanti. Lebih jauh, orang tua juga dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah plastik atau bedah mulut mengenai kapan waktu terbaik untuk memperbaiki struktur wajah maupun bibir anak yang mengalami kelainan tersebut. Dengan demikian, risiko anak mengalami masalah minum, bicara, dan infeksi telinga berulang dapat jauh berkurang.

Kesimpulannya, kelainan bibir sumbing dapat dideteksi sejak bayi masih berada di dalam kandungan. Untuk hal ini, Anda perlu melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) di rumah sakit yang memiliki peralatan canggih dan tenaga medis yang ahli. Jadi, sudahkah Anda periksa kandungan bulan ini?

1 komentar:

  1. Up untuk web ini sangat bagus dan membantu banget.

    ReplyDelete

 
I KNOW 92 © 2017. All Rights Reserved. Powered by Ilqi Ayudya Hidayat
Top